IMA-AMS sebagai organisasi ekstra kemahasiswaan yang memiliki NILAI DASAR
PERJUANGAN, IDEOLOGI/ FALSAFAH yang berbasis kearifan local kasundaan yang
bersifat universal sebagai pedoman, panduan dalam perjuangan. Di Antaranya Ada
1.
CATUR WATAK,
2.
PAKU SARAKAN,
3.
SILIH ASIH-ASAH-ASUH,
4.
WANGSIT SILIWANGI,
5.
TRISULA (SOLAT-SILAt-SILIWANGI).
Penjelasan
1. Catur Watak Utama AMS
Catur Watak sebenarnya adalah karakter atau sikap kepemimpinan yang
dikembangkan oleh AMS dalam membentuk kader-kader organisasi sekaligus kader
bangsa dan kader masyarakat. Catur Watak Utama AMS terdiri dari :
1.
Kukuh kana jangji :
Nilai yang terkandung didalamnya adalah bahwa setiap kader AMS maupun
IMA-AMS harus memiliki sikap dan jiwa sebagai berikut :
- Beriman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan moral yang ada dalam
masyarakat
- Memegang teguh Undang-Undang Dasar1945
- Memegang teguh serta melaksanakan dan mengamankan keputuan-keputusan yang
telah disepakati dan diambil secara musyawarah.
2.
Leber Wawanen :
Nilai yang terkandung didalamnya adalah , bahwa setiap kader AMS maupun
IMA-AMS harus memiliki keberanian dan kepribadian . Untuk hal itu maka setiap
kader AMS harus mengembangkan sikap sebagai berikut :
-
Berani berprakarsa atau mencoba hal-hal baru yang
positif dan bermanfaat bagi rakyat banyak.
-
Berjiwa pembaharu
-
Berdisiplin dan berdaya tahan tinggi
-
Bekerja keras
-
Berani bertanggung jawab atas semua perbuatannya.
3.
Silih Wawangi :
Nilai yang terkandung didalamnya adalah , bahwa setiap kader AMS maupun
IMA-AMS mengembangkan sifat saling menghormati diantara sesama dan diwujudkan
dalam sikap sebagai berikut :
-
Cinta keluarga, cinta sesama anggota, cinta bangsa dan
cinta pemimpin
-
Cinta budaya bangsa
-
Cinta persatuan dan kesatuan
4.
Medangkeun Kamulyaan :
Nilai yang terkandung didalamnya adalah , bahwa setiap kader AMS maupun
IMA-AMS harus senantiasa menebarkan dan membangkitkan kemuliaan , kebaikan dan
berbagi kebahagiaan diantara sesama serta terwujud dalam :
-
Berbudi pekerti luhur, ber-perikemanusiaan dan berjiwa
pengabdian, demokratis, jujur, adil dan sederhana.
-
Cerdas, berilmu dan kritis
2. Pakusarakan
Kata Pakusarakan berarti Pageuhan lemah cai atau “ Pertahankan Tanah Air”
kata Pakusarakan pertama kali diucapkan oleh para perintis AMS dikampung
Pakusorok Kabupaten Bandung pada tanggal, 21 November 1965. Makna Pakusarakan
adalah bahwa setiap kader AMS maupun IMA-AMS memiliki kewajiban untuk
mempertahankan dan mencintai Tanah Air , Bangsa dan Rakyat Indonesia dengan
segala kemampuan yang dimilikinya.
3. Wangsit Siliwangi
Wangsit Siliwangi, digubah oleh Drs. Wahyu Wibisana, sebagai hasil
penafsiran beliau dari beberapa syair dan seni budaya daerah Sunda. Bagi AMS
maupun IMA-AMS Wangsit Siliwangi sering dikumandangkan dalam pembukaan acara
resmi Organisasi dengan maksud memberi semangat sekaligus mengingatkan kembali
tujuan dan misi organisasi saat-saat berdirinya AMS. Beberapa pesan yang
tersirat dan terkandung dalam Wangsit Siliwangi diantaranya adalah AMS harus
menjadi pembela sekaligus pencinta Tanah Air, Bangsa, Negara, Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. hal ini tersirat dalam Satu kalimat Wangsit sebagai
berikut :
“………………saestuna pancen kami, jiwa kami, nyaeta : nyungkemkeun acining asih
ka Lemah-Cai kuwening ati, ngabakti jiwa raga ka Nagara kubalungbang rasa jeung
dimana engke simpay Nagara pegat, kandagalante-kandagalante harayang ngaraja
dewek geura gunakeun leungeun aranjeun binareng jeujeuhan . Gupayan kukatresnan
sugan nu ingkar daek eling daek mulang. Jeung upama panggupay aranjeun teu
dicumponan , kami nyaho yen leungeun aranjeun bisa dikuah-kieuhkeun : bisa
diusapkeun bisa dipeureupkeun ! ………………….”
“ …………….…sesungguhnya tekad diri dan jiwaku adalah mengabdi dengan
keikhlasan rasa saripatining asih kepada Tanah Air, berbakti jiwa dan raga
tanpa pamrih kepada Negara dan Bangsa. Dan apabila dikemudian hari ada orang
yang bermaksud untuk memecah belah persatuan dan memisahkan diri dari Negara
Kesatuan ini, gunakanlah tanganmu dengan bijak . Lambaikan tanganmu dengan rasa
kasih agar yang ingkar jadi sadar dan kembali kejalan yang benar . Tetapi
apabila lambaian tangan kalian tidak dihiraukan, Aku tahu pasti bahwa tangan
kalian dapat digunakan untuk mengusap atau dikepalkan ! …………………………”
4. Trisula
Yang dimaksud dengan Trisula AMS maupun IMA-AMS yaitu : “ Shalat - Silat –
Siliwangi “ , dapat dianalogkan dengan “ Iman – Ilmu – Amal” Moto ini digunakan
pada masa perintisan AMS yaitu pada saat masih bernama “ Jajaka Keansantang”
Motto ini menggambarkan keberadaan manusia dalam tiga dimensinya.
Melalui Shalat, mereka mempertahankan kualitas
iman dan taqwa. Melalui Silat, digambarkan nilai manusia yang berakal budi
sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan
keberadaan manusia tidak terlepa dari sesama manusia untuk “ silih wawangi”
dengan demikian Shalat – Silat – Siliwangi menggambarkan sifat dan sikap nilai
kesempurnaan yang meliputi segi-segi mendasar dan fitrah manusia menuju
kebahagiaan lahir dan bathin
5.
Silih Asih-Silih Asah-Silih Asuh
Bahwa setiap kader AMS harus mengembangkan jiwa kebersamaan dan kesamaan
yang merupakan pula prinsip dasar dari Demokrasi , dengan demikian setiap kader
AMS maupun IMA-AMS harus mewujudkan Demokrasi kedalam bentuk perbuatan dan
kegiatan.